KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG MASA ‘IDDAH DALAM PERPSPEKTIF MAQASHIDU SYARI’AH
Keywords:
kompilasi hukum islam, masa 'iddah, maqashid syariahAbstract
Dalam Kompilasi Hukum Islam ‘iddah diartikan sebagai tenggang waktu untuk menghilangkan bekas-bekas dari pernikahan dahulu. Masa ‘iddah bagi seorang janda diatur dalam pasal 153 ayat (2) Kompilasi Hukum islam. Dengan diwajibkannya ‘iddah maka seorang perempuan yang ditinggal mati atau cerai oleh suaminya dapat diketahui kebebasan rahimnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya percampuran nasab. Ini merupakan salah satu hikmah adanya ‘iddah bagi perempuan yang berpisah dari suaminya, Surat Al-Baqarah ayat 228 Mengenai masa Iddah Sejalan Dengan Tujuan Maqashid Syari’ah yaitu memelihara keturunan. Masa‘iddah adalah untuk mengetahui terbebasnya rahim, sehingga tidak bersatu air mani dari dua laki-laki atau lebih yang telah menggauli wanita tersebut pada rahimnya. Sehingga nasab yang mungkin dilahirkan tidak menjadi kacau yang satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan kemaslahatan dalam memelihara dan menjaga keturunan sejalan dengan prinsip hifd nasb (Menjaga Keturunan) dalam Maqashidu Syari’ah.
References
Bakri, A. J. (2015). Konsep Maqashid Syariah menurut al-Syatibi. PT. Raja Grafindo Persada.
Busyro. (2019). Maqashid Al-Syari’ah (Pengetahuan mendasar memahami maslahah). Prenada Media Grup.
Ishaq. (2017). Metode penelitian Hukum . Alfabet.
Khoirul Abror. (2020). Hukum Perkawinan dan Perceraian. Bening Pustaka.
Kompilasi Hukum Islam. (2015). Nuansa Aulia.
Ria Rezky Amir. (2018). IDDAH (Tinjauan Fiqih Keluarga Islam) . Jurnal Al-Mauizhah , 1(1), 17.
Ru’fah Abdullah, & Humaeroh. (2021). Isu-Isu Kontemporer Tentang Masail Fiqhiyah. Media Madani.
Umar Haris Sanjaya, & Aunur Rahim Faqih. (2017). Hukum Perkawinan Islam. Gama Media.
Wati Rahmi Ria. (2017). Hukum Keluarga Islam. Media Menulis.
Yusron, & Haaniyatu Roosyidah. (2023). Iddah dan Ihdad dalam Mazhab Syafi’I dan Hanafi. Penerbit Simpang.







